Senin, 05 Juni 2023

 

MODUL 3.3 KONEKSI ANTAR MATERI

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

Ali Almustofa

CGP Angkatan 7 Kabupaten Grobogan

 

1.      Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul ini perasaan saya senang memperoleh ilmu yang baru, yaitu pengelolaan program yang berdampak pada murid. Harapannya, pembelajaran dan program sekolah yang telah disusun mampu mewujudkan Student Agency (Kepemimpinan murid).

 

2.      Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Modul 3.3 merupakan modul yang memeberikan praktek baik terhadap pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, dimana hal tersebut memiliki keberpihakan terhadap murid yang nantinya akan mendorong kebermaknaan ataupun komitmen dengan cara mengimplementasikan kepemimpinan murid secara langsung.kepemimpinan murid merupakan pemberian kesempatan terhadap murid dalam mengambil peran aktif dalam pembelajaran yang dilakukan disekolah. Dalam kepemimpinan murid terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah: Suara (Voice), pilihan (choice), dan kepemilikian murid  (ownership) . Pengelolaan yang berpihak pada murid perlu adanya pemetaan aset disekolah yang dapat mendukung program tersebut berjalan dengan baik melalui analisis 7 aset atau kekuatan sekolah melalui tahapan BAGJA.

 Banyak hal yang menarik dari pembelajaran pada materi dalam modul ini, yaitu tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid. Bahwa sebagai pemimpin pembelajaran, ketika ingin memutuskan untuk menyusun suatu program dalam pengembangan sekolah, ternyata itu tidak dilakukan begitu saja atau sesuai dengan apa yang diinginkan secara tiba-tiba tanpa didasari oleh pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu. Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan agar keputusan menjadi efektif dalam menyusun suatu program sekolah antara lain harus melalui beberapa tahap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, mentoring hingga evaluasi. Benang merah yang dapat ditarik dari keterkaitan antar materi yang diberikan dalam modul 3.3 adalah bahwa dalam merencanakan suatu program sekolah yang berdampak pada murid, hendaknya tujuan program tersebut mengandung unsur-unsur tahapan 5D/ BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi) dan menggunakan strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning and Reporting) serta Manajemen Resiko. Keterlaksanaan dan kesuksesan tujuan program sekolah tentunya dipengaruhi oleh berbagai aspek misalnya sumber daya sekolah itu sendiri. Untuk itu, penting dilakukan pemetaan sumber daya atau identifikasi terhadap aset/ modal yang dimiliki oleh sekolah seperti modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/ alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Sekolah dapat mengefektifkan potensi sumber daya, aset/ modal tersebut sebagai kekuatan dalam pengembangan sekolah melalui program yang berdampak pada murid. Murid adalah sosok merdeka belajar sehingga harus diberikan kebebasan dalam berfikir, berkreasi dan berinovasi tanpa adanya tekanan.

 Konsep BAGJA hadir sebagai model manajemen perubahan yang membantu mewujudkan murid merdeka belajar di sekolah. Konsep ini juga dikenal dengan strategi 5D yaitu Define, Discovery, Dream, Design and Destiny. Define diartikan pentingnya menentukan suatu arah dan tujuan dari program yang akan dilaksanakan. Hal ini dapat dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan utama yang dibuat untuk mengarahkan kepada penelusuran hal-hal yang akan dilakukan. Discovery diartikan sebagai cara untuk menemukan potensi terbaik yang dimiliki atau dikenal dengan tahap pencarian jati diri. Dapat dilakukan dengan mengambil pelajaran pada peristiwa yang terjadi sebelumnya. Dream diartikan dengan harapan, mimpi dan segala hal yang mungkin menjadi cita-cita bersama melalui program yang direncanakan. Tentunya mimpi ini dapat dicapai jika ada kolaborasi dan dukungan dari seluruh warga sekolah serta stakeholder yang ada. Design merupakan rancangan langkah strategi untuk melaksanakan program. Strategi yang efektif diperlukan untuk mencapai visi misi. Hal ini dapat dikembangkan ke hal-hal positif yang menjadikan murid merasa aman, nyaman dan bahagia. Sehingga, diperlukan Destiny atau cara membangun budaya melalui inovasi pembelajaran dan kreativitas yang tinggi dalam model pembelajaran.

 

  3.      Apa  keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

1. Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara

Bahwa sebagai pemimpin pembelajaran, pengelolaan program yang berdampak pada murid hendaknya bertujuan untuk merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat murid melalui penumbuhan murid merdeka.

 2. Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

Bahwa peran guru penggerak harus dapat menggerakkan dan berpartisipasi aktif dalam organisasi keprofesian serta komunitas lain untuk menunjang kesuksesan program sekolah yang berdampak pada murid.

 3. Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Bahwa visi guru penggerak sangat berkaitan dengan bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan menjalankan rencana program sekolah dengan dukungan para pemangku kepentingan dalam mendukung ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid.

 4. Modul 1.4 Budaya Positif

Tentunya pengelolaan program yang berdampak pada murid diharapkan dapat memberikan dampak positif dengan terwujudnya budaya positif di lingkungan sekolah.

 5. Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Mengelola program yang berdampak pada murid tidak terlepas dari apa yang menjadi kebutuhan murid seperti kesiapan belajar murid, minat belajar dan profil belajar murid.

 6. Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

Dalam merencanakan program yang berdampak pada murid juga perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional di dalamnya. Hal ini untuk mengembalikan kesadaran penuh (mindfullness) murid. Agar dalam melaksanakan program sekolah, murid dapat merasa tenang, fokus, berempati, termotivasi dan memiliki sikap tanggung jawab.

 7. Modul 2.3 Coaching

Coaching sangat penting dilakukan sebagai langkah untuk menggali segala potensi dan melejitkan kinerja murid untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi ketika melaksanakan program sekolah yang berdampak pada murid. Untuk itu, sikap kreatif, inovatif dan sikap kritis dari murid sangat diharapkan agar tercipta murid merdeka belajar.

 8. Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagao Pemimpin Pembelajaran

Pemimpin pembelajaran adalah orang yang mau melakukan perubahan ke arah yang positif dan senang berkolaborasi. Agar keputusan yang diambil bersifat efektif dan efisien terkait rancangan program yang ingin dilakukan, tentunya keputusan tersebut telah harus memperhatikan 3 prinsip berfikir, 4 paradigma pengambilan keputusan dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal ini untuk mendorong rasa percaya diri, keselamatan dan kebahagiaan murid serta seluruh pihak yang terkait.

 9. Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pengelolaan yang berdampak pada murid hendaknya didukung oleh identifikasi aset/ modal yang dimiliki oleh sekolah. Sehingga pemanfaatan dan pengefektifan sumber daya menjadi prioritas yang perlu diperhatikan oleh seluruh stakeholder yang ada.

 

4.      Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program  atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Dengan memperhatikan kaitan seluruh materi modul 3.3 dengan modul lain sebelumnya, maka sangatlah besar peran guru penggerak untuk mengembangkan diri secara sadar dan kemauan pribadi untuk meningkatkan kualitas belajar murid melalui pengelolaan program yang berdampak pada murid agar sikap mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid tercermin dalam aksi nyata menuju murid merdeka belajar dan berkarakter sesuai profil pelajar Pancasila.

Senin, 15 Mei 2023

 

1.     1. Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang manajer yang menggunakan pendekatan berbasis aset/kekuatan dalam mengidentifikasi aset atau sumber daya  di sekitarnya untuk menggali setiap potensi yang ada dalam rangkai mencapai tujuan pembelajaran.

a.       Implementasi di Kelas

1)         Memanfaatkan sarana prasarana di kelas secara efektif dan efisien.

2)         Mengoptimalkan kolaborasi guru dan murid dalam melaksanakan suatu kegiatan.

3)         Menggunakan kas kelas untuk kemanfaatan bersama secara efektif.

4)         Mengoptimalkan potensi dan kreativitas siswa untuk melaksanakan suatu kegiatan.

 

b.      Implementasi di Sekolah

1)         Memanfaatkan sarana prasarana di sekolah secara efektif dan efisien.

2)         Mengoptimalkan kolaborasi semua warga skeolah dalam melaksanakan suatu kegiatan.

3)         Menggunakan sumber daya finansial untuk menunjang setiap kegiatan.

4)         Memaksimalkan fungsi komunitas sekolah.

 

c.       Implementasi di Lingkungan Masyarakat

1)         Kerja sama dengan masyarakat sekitar untuk menunjang program sekolah.

2)         Menggunakan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran.

3)         Kerja sama dan kolaborasi dengan masyarakat, lembaga masyarakat, dll.

4)         Memanfaatkan aset kebudayaan untuk pembelajaran.

 

2.         Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas karena setiap sumber daya yang ada akan dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam mendukung proses pembelajaran yang berpihak kepada siswa.

Ada 7 modal aset yang bisa digunakan untuk mendukung proses pembelajaran menjadi berkualitas, yakni modal manusia, fisik, lingkungan/alam, sosial, agama dan budaya, finansial, dan politik.

Contoh pengelolaan sumber daya akan meningkatkan kualitas pembelajaran

Misalnya suatu sekolah akan menggelar gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah bisa memanfaatkan aset-aset atau modal yang ada, yakni:

a.         Modal Manusia

Gelar karya P5 bisa dilaksanakan dengan kolaborasi antara siswa, guru, orang tua siswa, dan warga sekolah lainnya.

b.         Modal Fisik

Gelar karya P5 bisa memaksimalkan sarana prasarana yang dimiliki sekolah, misalnya aula, lapangan, meja, kursi, LCD proyektor, ruang kelas, dan lain-lain.

c.         Modal Lingkungan/Alam\

Siswa bisa menggunakan bahan-bahan di sekitar lingkungannya untuk mendukung proyek P5 maupun gelar karya. Misalnya, proyek P5 mengambil tema "Kearifan Lokal", siswa bisa membuat produk-produk yang bahannya adalah komoditas khas dari daerah asal siswa.

d.         Modal Sosial

Modal sosial bisa menunjang pelaksanaan gelar karya P5, misalnya adanya kolaborasi dan kerja sama yang baik antarwarga sekolah. Selain itu, rasa peduli, rasa memiliki, dan kekeluargaan tentunya akan sangat mendukung terlaksananya gelar karya P5.

e.         Modal Agama dan Budaya

Produk kebudayaan di lingkungan siswa bisa menjadi salah satu penampilan untuk mendukung gelar karya P5, misalnya, tari-tarian, lagu Jawa, dll. Adapun toleransi antarumat beragama juga akan mendorong kerja sama dalam pelaksanaan gelar karya P5.

f.          Modal Finansial

Kita bisa memanfaatkan beberapa modal finansial untuk mendukung pelaksanaan gelar karya P5, misalnya menggunakan dana BOS, kas kelas, iuran komite, sponsor, dan lain-lain. Selain itu, jika dalam gelar karya ada penjualan produk, hasil penjualannya bisa menjadi kas untuk mendukung proyek selanjutnya.

g.         Modal Politik

Adanya relasi yang baik antara pihak sekolah dengan lembaga di luar sekolah bisa menunjang pelaksanaan gelar karya P5, misalnya untuk mendukung finansial dari dana sponsor. Relasi dan komunikasi yang baik tentunya akan memperlancar cairnya dana dari sponsor. Jika gelar karya melibatkan masyarakat umum, kita bisa menggunakan kekuatan wali murid yang mungkin menjabat di posisi strategis, seperti perangkat desa, perangkat kecamatan, dan lain-lain untuk mendukung kegiatan atau menyosialisasikan kegiatan.

3.         Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

1.         Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul 1

a.         Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.1.

Pendekatan berbasis aset/kekuatan yang dipelajari di modul 3.2. akan mendukung terciptanya pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga potensi siswa akan tergali secara maksimal.

b.         Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.2.

Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan mendukung peran guru, khusunya peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa.

c.         Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.3.

Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan membekali seorang guru untuk memanfaatkan aset yang ada di sekitarnya untuk mencapai visi yang impikan.

d.         Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.4.

Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan mendukung terciptanya budaya positif di lingkungan sekolah.

2.         Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul 2

a.         Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.1.

Pendekatan berbasis aset yang dipelajari di Modul 3.2. akan membekali guru dalam mengidentifikasi aset-aset di sekitarnya dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi (modul 2.1.)

b.         Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.2.

Guru sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus berada dalam kesadaran penuh dan menggunakan kompetensi sosial emosionalnya dalam memanfaatkan semua aset yang ada di sekitarnya.

c.         Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.3.

Dalam identifikasi aset, guru bisa menerapkan praktik coaching bersama dengan warga sekolah yang lain.

3.         Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul 3.1.

Modul 3.2. tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya akan mendukung peran seorang guru/kepala sekolah untuk membuat suatu keputusan (Modul 3.1). Apalagi, jika keputusan-keputusan itu berhubungan dengan beberapa aset yang dimiliki sekolah, baik aset biotik maupun abiotik.

4.         Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

a.         Pemahaman sebelum Mempelajari Modul 3.2.

Sebelum mempelajari modul 3.2. saya belum paham tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk merencanakan suatu kegiatan. Saya juga belum paham tentang pembagian aset yang terdiri atas 7 modal utama.

b.         Pemahaman setelah Mempelajari Modul 3.2.

Setelah mempelajari modul 3.2. saya menjadi paham tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk merencanakan suatu kegiatan, yakni pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis kekurangan. Saya juga menjadi paham tentang pembagian aset yang terdiri atas 7 modal utama, yakni modal manusia, fisik, lingkungan/alam, sosial, agama&budaya, finansial, dan politik.

c.         Pemikiran yang Berubah

1)         Seorang pemimpin lebih baik menggunakan pendekatan berbasis aset dalam mengambil suatu keputusan atau merencanakan kegiatan/program.

2)         Seorang pemimpin harus bisa menjadi manajer dalam mengoptimalkan potensi yang ada, baik potensi dari aset biotik maupun abiotik.

3)         Ternyata, ada banyak aset/modal di sekitar kita yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran atau program sekolah.

 

Jumat, 12 Mei 2023

 

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.2

(Ali Almustofa, CGP Angkatan 7 Kabupaten Grobogan)

 

 

Tujuan Pembelajaran Khusus

1.      CGP dapat menganalisis tentang  visi dan prakarsa perubahan dari tayangan video praktik baik yang ada.

2.      CGP dapat mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada. Tujuan Pembelajaran Khusus

3.      CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video

4.      CGP dapat menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video praktik baik ini

 

ANALISIS VIDEO PRAKTIK BAIK                                                                   

Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?

Visi Sekolah tempat guru tersebut mengabdi :

"MEMBENTUK PESERTA DIDIK BERKARAKTER,KREATIF,MANDIRI, DAN KOLABORATIF"

 

Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video?

Prakarsa Perubahan: "Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar "

 

Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?

Pertanyaan utama: Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar ?

 

 

 

 

 

Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan:

 a. B

Buat Pertanyaan Utama:

Guru berkoordinasi dengan kepala sekolah tentang prakarsa perubahan yang akan dilakukan

Guru berkoordinasi dengan teman sejawat untuk merumuskan prakarsa perubahan yang akan dilakukan

Meminta pendapat murid untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dapat meningkatkan semangat belajar

Meminta pendapat murid tentang apa saja yang disukai di dalam kelas

Mengajak murid untuk berkunjung kekelas 2 dan kelas 6 guna melihat hal-hal yang mereka sukai

 

A

Ambil Pelajaran:

Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi dari  pendapat serta pengalaman murid.

Murid diajak untuk mengambil pelajaran dari kelas lain untuk menambah inspirasi kelas yang membuat semnagat.

 Guru juga memberikan kesempatan murid untuk melakukan observasi/wawancara di kelas lain untuk mencari inspirasi seluas-luasnya.

Guru memfasilitasi murid dalam kelompok untuk mendiskusikan apa yang mereka sukai dari kelas lain dan apa yang disukai dari kelas kita sendiri.

Guru menampung semua pendapat murid

Guru memandu murid untuk mencari pengalaman positif dari kelas lain untuk dijadikan pelajaran

 

G

Gali Mimpi :

Menyusun gambaran/ bayangan kelas impian yang nyaman dan menyenangkan sehingga menjadi penyemangat belajar

Guru meminta murid untuk membayangkan kelas impian mereka

Guru memfasilitasi setiap kelompok menganalisis alat dan bahan yang dibutuhkan untuk menggambarkan kelas impian

Guru meminta murid untuk menjelaskan design kelas yang mereka impikan sebagai penyemangat belajar

Guru meminta murid untuk menyampaikan/ mempresentasikan gagasan dari tiap kelompok dari kelas yang mereka impikan

 

J

Jabarkan Rencana :

Guru membimbing murid untuk mendata hal-hal yang dibutuhkan kelas impian

Murid diajak berkontribusi dalam menentukan kebutuhan membuat kelas impian dan dibagi tugas secara berkelompok sebagai tanggungjawab Bersama

 

A

Atur Eksekusi :

Guru dan murid menyepakati waktu pelaksanaan design kelas impian dengan pembagian tugas yang jelas, antara lain kebersihan kelas, membuat hiasan dinding, menyusun bangku dan buku, memasang hiasan pada dinding.

Guru juga melakukan pendampingan serta penyelesaian apabila terdapat kendala serta memotivasi dan mengapresiasi hasil prakarsa perubahan

 

Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?

Dalam memprakarsai sebuah prakarsa perubahan perlu adanya kolaborasi dari berbagai pihak di bawah pelopor prakarsa. Nah disini, peran pemimpin sangatlah berpengaruh terhadap proses/ tahapan terlaksananya prakarsa perubahan. Berikut analisis Peran pemimpin dalam video praktik baik:

1.      Guru/ pemimpin pembelajaran berusaha menggunakan pendekatan berbasis aset. Ia berusaha membuka pemahaman dan kesadaran akan kekuatan yang ada melalui kekuatan/potensi dalam berkolaborasi

2.      . Guru mengarahkan murid untuk fokus pada kekuatan kelas dalam mewujudkan impiannya

3.      Guru sebagai pemimpin pembelajaran mampu memetakan sumber daya yang ada di sekolahnya sesuai dengan kompetensinya untuk mewujudkan kelas nyaman dan menyenangkan sehingga menjadi penyemangat belajar

4.      Memberdayakan kemampuan murid untuk membayangkan kelas impian dan mewujudkannya

5.      Guru mampu mewujudkan suasana kelas yang nyaman sesuai tujuan masing-masing siswa dengan bekerja secara bersama-sama (kolaborasi)

 

Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalam tayangan video? lalu bagaimana pemanfataannya?

Sebagai sebuah komunitas, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan berbagai pendekatan, salah satunya pendekatan pengembangan komunitas berbasis aset. Dalam tayangan video tersebut, aset tersebut terbagi menjadi beberapa modal. Modal utama pemimpin pembelajaran dalam tayangan video dan pemanfaatannya, antara lain:

1. Modal Manusia

Guru: mampu mengarahkan, memfasilitasi, serta mewujudkan kelas impian murid yang nyaman dan menyenangkan sehingga menjadi penyemangat dalam belajar

Murid: mampu membuat design/sketsa kelas impian dengan membuat hiasan, membersihkan lantai, merapikan kursi, dan melengkapi kelas dengan sudut baca/ rak buku

2. Modal Sosial: Adanya lingkungan yang saling mendukung, berkerjasama, harmonis, hubungan yang sehat, serta toleransi dalam mewujudkan impian bersama. Lingkungan ini menjadi aset yang sangat berpotensi mewujudkan tujuan/ visi bersama.

3. Modal Agama dan Budaya: adanya kebiasaan bergotong royong antar guru (teman sejawat) dan antar murid sehingga dimanfaatkan untuk mewujudkan impian bersama yaitu kelas yang nyaman dan menyenangkan

4. Modal Fisik: tersedianya ruang kelas, buku paket di perpustakaan, meja, kursi, papan tulis, alat tulis, dan lainnya. Pemanfaatannya ialah memberdayakan perlengkapan yang ada untuk menciptakan kelas yang nyaman dengan hiasan dinding dan design kelas

5. Modal Lingkungan/ Alam: Hiasan yang didapat dari lingkungan sekitar sekolah kemudian dikreasikan dan ditempel di dalam kelas impian.

6. Modal Finansial: tersedianya peralatan dan perlengkapan seperti buku bacaan yang kemudian diletakkan di sudut baca kelas. Pemanfaatannya ialah dengan peralatan dan perlengkapan tersebut, murid di kelas dapat berkolaborasi membersihkan kelas, menata kursi-meja, dan menghias dinding.

 

 

 

 

Senin, 17 April 2023

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

Oleh : Ali Almustofa

CGP Angkatan 7 Kabupaten Grobogan

Pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dan terencana, bukan hanya sekedar mengajarkan murid tentang teori/materi/konten namun bagaimana semua itu masuk kedalam kalbu alam pikir mereka sehingga semua akan berdampak pada perilaku dan karakter karena manusia beradab lebih baik dari orang berilmu. Ilmu yang baik dilandasi oleh karakter baik sehingga murid dapat menjalankan kehidupan dengan Bahagia dan keselamatan setinggi-tingginya.

Seorang pendidik harus mampu menjadi telaadan utama bagi murid-muridnya, dengan keteladanan  perkataan maupun tindakan semua tercermin dalam kesehariannya. Menjadi pendidik berarti kita siap menjadi role model semua nilai kebajikan bagi peserta didik dan seluruh warga sekolah bahkan di lingkungan kita tinggal.

Kita sebagai pendidik harus mampu berkontribusi bagi peserta didik, setiap keputusan yang kita ambil harus berpihak kepada murid dengan dilandasi nilai-nilai kebajikan. Pendidik berkewajiban untuk menyampaikan kebenaran dan keteladanan.

Hal ini sejalan dengan kalimat bijak berikut ini,

“ Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku  etis.” (Georg Wilhelm Friedrich Hegel).

Memahami kalimat bijak tersebut Pendidikan merupakan suatu proses menuntun siswa dengan penguatan karakter , norma -norma  sehingga akan menjadi generasi yang memiliki nilai moral, kebajikan dan kebenaran untuk menjalankan kehidupannya. Generasi yang akan datang adalah cerminan pendidikan saat ini yang kita poles seperti membuat maha karya terbaik yang akan mewarnai negeri ini di masa depan.

Setelah kita mencoba memahami dua kalimat bijak tersebut, berikut ini adalah jawaban dari soal modul 3.1 koneksi antar materi Pendidikan guru penggerak Pengambilan keputusan

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin? Ki Hajar Dewantara dengan filsofi triloka memiliki pengaruh bagaimana seorang guru memngambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Semboyan yang pernah dicetuskan oleh KHD dan sampai saat ini masih menjadi landasan berpijak pendidik adalah Ing Ngarso Sung Tulodho (Seorang pemimpin harus mampu memberi tauladan), Ing Madya Mangunkarsa (Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan dorongan, semangat dan motivasi dari tengah), Tut Wuri handayani (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan dari belakang), yang artinya adalah Seorang pemimpin (Guru) harus mampu memberikan teladan dan memberikan semangat dan motivasi dari tengah juga mampu memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan seorang muridnya.  Semboyan yang fenomenal dan memiliki makna mendalam dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan selalu berpihak kepada murid untuk menjadikan generasi cerdas dan berkarakter profil pelajar Pancasila. Hal ini dapat kita lakukan selama proses pembelajaran di sekolah. Tidak hanya konten kurikulum namun transfer nilai -nilai kebajikan dapat kita sampaikan secara terus menerus dengan eksplisit pada pembelajaran dan keteladanan disetiap pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan yang bertanggungjawab dan humanis

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dan kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills) akan mewujudkan Tut wuri handayani dengan memberikan dorongan secara moril maupun materil bagi semua warga sekolah tak terkecuali murid-murid kita. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri pendidik akan mewarnai setiap pengambilan keputusaan. Sebagai manusia yang beragama,  kita yakin apapun yang kita lakukan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban, begitu pula dengan pengambilan keputusan. Nilai kejujuran, integritas sebagi pendidik akan tergambar dalam keteladanan dan kebijakan – kebijakan yang diambil dalam setiap keputusan

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? كيف ربح المال  Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya Sebagai pendidik, guru harus memiliki keterampilan coaching. Hal ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Pendampingan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) oleh  fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran sangat efektif membentu pemahaman saya, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan. Beberapa contoh praktik coaching yang baik memberi gambaran utuh untuk dapat diterapkan di sekolah. Keputusan-keputusan dengan teknik coaching yang berlandaskan etika, nilai-nilai kebajikan, sesuai dengan visi misi sekolah yang berpihak pada murid dan menciptakan budaya positif dilingkungan sekolah. Teknik coaching dengan kesetaraan tidak menggurui  akan menimbulkan rasa nyaman  sehingga coach mampu mengidentifikasi permasalahan dan dapat menyampaikan pertanyaan berbobot dari coachee. Coachee dapat menyampaikan hambatan – hambatan dan dapat menemukan solusi yang sesuai karena coach mampu menjadi penedengar yang baik.  Hal ini penting karena pada akhirnya menciptakan situasi kondusif dan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dan tenaga pendidik. Keterampilan coaching juga dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi peserta didik. Dengan coaching guru dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai coach yang baik guru memiliki harapan seluruh siswanya dapat menjalankan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan di sekolah sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari sosial emosional sangat mempengaruhi pengambilan keputusan. “BAPER”dapat mewarnai setiap keputusan yang diambil, namun pendidik menyadari setiap keputusan wajib berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan  serta regulasi yang ada dan melakukan 9 langkah pengambilan keputusan. Sehingga dengan kedua dasar tersebut kita dapat membedakan dilemma etika atau bujukan moral. Sosial emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita sebagai pendidik. Dengan simpati dan empati kita dapat merasakan apa yang peserta didik alami, dan kita dapat mengidentifikasi permasalahan dengan bijaksana, sehingga dalam pengambilan keputusan kita dapat menggiring murid menciptakan terobosan yang inifatif dan kreatif sebagai alternatif solusi dalam setiap pengambilan keputusan. Sebagai pemimpin pembelajaran setiap keputusan harus berpihak pada murid, berbasis etika dan nilai kebajikan dengan memetakan 4 paradigma dilema etika yaitu individu vs masyarakat, rasa keadilan vs rasa kasihan, kebenaran vs kesetiaan dan jangka pendek vs jangka panjang. Pengambilan keputusan juga berpegang pada 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu prinsip berbasis hasil akhir, prinsip berbasis peraturan, dan prinsip berbasis rasa peduli. Serta dipadukan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Sembilan keputusan tersebut yaitu:

Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

Menentukan siapa saja yang terlibat

Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan

Pengujian benar atau salah yang didalamnya terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, uji keputusan panutan/idola

Pengujian paradigma benar lawan benar

Prinsip Pengambilan Keputusan

Investigasi Opsi Trilemma

Buat Keputusan

Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika akan semakin mengasah empati dan simpati seorang pendidik. Empati dan simpati yang terlatih akan mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika agar pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran lebih bijak. Tentu saja rasa empati dan pengelolaan diri dengan kesadaran penuh (Mindfulness) akan sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan tersebut. Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilemma etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang kita ambil akan berdampak pada imlementasi pembelajaran dan mempengaruhi situasi di sekolah. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya. Terwujudnya murid yang Bahagia, cerdas dan berkarakter.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Pengambilan keputusan berlandaskan tiga prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai apakah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Semua tergantung situasi dan kondisi yang ada.  Namun setiap keputusan pasti ada resiko, pro dan kontra, hal ini menjadi salah satu tantangan. Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus – kasus dilemma etika adalah tidak dapat memuaskan semua pihak sehingga ini merupakan satu ganjalan bagi saya. Namun 9 langkah pengambilan keputusan yang saya coba lakukan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid -murid kita adalah merdeka belajar. Merdeka belajar artinya murid bebas mencapai kesusksesan, kebahagiaan sesuai minat dan potensinya tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Hal ini diharapkan murid-murid akan sukses dengan bidangnya masing-masing, bahagia karena sesuai dengan apa yang diinginkannya dan bertanggungjawab akan apa yang menjadi pilihannya. Dengan kata lain semua pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, memoles bakat dan minat yang sudah ada. Kurikulum merdeka sangat berorientasi pada murid, hal ini terlihat dari kurikulum kelas X di SMA tidak ada lagi kotak-kotak jurusan MIPA, IPS dan Bahasa. Semua siswa menerima materi pelajaran secara utuh dan mendalam. Siswa diberikan kebebasan memilih mata pelajaran sesuai bakat dan minat serta kebutuhannya di kelas XI. Hal ini sangat menguntungkan siswa, siswa mempelajari mata pelajaran sesuai keinginan. Guru hanya memberi gambaran, fasilitas dan mengkondisikan siswa agar memilih secara bertanggungjawab dan sesuai bakat, minat serta kebutuhan. Proses pembelajaran di kelas, guru menyampaikan pembelajaran berdiferensiasi  hal ini merupakan satu contoh keputusan yang berpihak pada murid. العاب روليت Menerapkan secara eksplisit maupun implisit KSE adalah  wujud nyata untuk memfasilitasi dan mengasah keterampilan social smosional murid-murid kita.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa setiap pengambilan keputusan akan membawa dampak baik jangka pendek VS jangka panjang bagi murid-murid. Semua akan terekam dalam memori dan akan menjadi role model bagaimana kelak murid -murid berpikir dan berpijak. Bagaimana dia mengambil keputusan di masyarakat dikemudian hari. Pengambilan keputusan bagi seorang pendidik harus keputusan yang tepat, benar dan bijak melalui pengujian benar salah menggunakan lima uji yaitu uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi dan uji panutan atau uji idola akan menjadikan pengambilan keputusan kita akurat dan teruji sehingga tidak menyesatkan murid-murid.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajatana materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya adalah pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Secara sadar keputusan itu akan mewarnai pola pikir dan karakter bagi murid-murid. Sekolah sebagai Lembaga yang melakukan proses transfer ilmu dan karakter selalu memberikan pelayanan kepada murid-murid tentu saja banyak pengambilan keputusan yang mewarnai kebijakan-kebijakan sekolah. Guru sebagai pemimpin pembelajaran secara sadar mengambil keputusan bijak, dengan mengedepankan regulasi kesepakatan kelas, keyakinan kelas untuk mewujudkan karakter dan budaya positif dalam kelas. Pengambilan keputusan harus bertujuan mewujudkan budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). ربح المال Suasana tersebut akan berdampak  melejitkan kompetensi baik itu pendidik maupun murid. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya. Murid yang cerdas dan berkarakter,  menuju profil pelajar Pancasila sesuai harapan kita semua. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkan pengambilan keputusan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. Pembelajaran diferensiasi merupakan salah satu bentuk merdeka belajar, karena dengan pembelajaran berdiferensiasi maka kebutuhan murid terpenuhi sesuai bakat, minat dan kecenderungan gaya belajarnya. Pembelajaran kokulikuler juga salah satu implementasi untuk mewujudkan karakter pelajar Pancasila. Berbagai tema dan dimensi yang disiapkan memungkinkan murid terbiasa dengan  nilai-nilai positif dan pada akhirnya menjadi pembiasaan.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Yang saya fahami dari konsep-konsep modul ini adalah Ada 4 paradigma pengambilan keputusan

1.      Individu lawan masyarakat

2.      kebenaran lawan kesetiaan

3.      keadilan VS belas kasihan

4.      Jangka Pendek VS jangka panjang

 

Ada 3 prinsip mengambil keputusan

1.      berfikir berbasis akhir

2.      berfikir berbasi aturan

3.      berfikir berbasi  rasa peduli

 

Ada 9 tahapaan pengambilan dan pengujian keputusan

1.      Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan

2.      Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3.      Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini

4.      Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)

5.      Pengujian paradigma benar atau salah

6.      Prinsip pengambilan keputusan

7.      Investigasi tri lema

8.      Buat keputusan

9.      meninjau kembali keputusan dan refleksikan

Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya berdasarkan sesuai pemikiran saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Selama ini saya berpikir terlalu cepat dan reaktif sehingga keputusan yang saya ambil perlu ditinjau kembali agar tidak merugikan banyak orang.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika. Namun tidak mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan. Keputusan yang saya ambil biasanya hanya dari dua hal yang pertama sesuai dengan regulasi dan tidak merugikan orang lain. Tidak melalukan uji benar vs benar. Dalam modul ini saya belajar Langkah-langkah pengambilan keputusan dengan tepat dan akurat karena ada 5 uji benar vs benar.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Sebelumnya izinkan saya bersyukur atas apa yang sudah saya temui pada modul 3.1 ini. Banyak ilmu yang saya terima dan insyaalloh akan sangat bermanfaat untuk hari ini dan masa yang akan datang. Konsep yang saya pelajari memberikan dampak luar biasa bagi pola pikir saya. Sebelum bertemu dengan modul ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya berdasarkan regulasi saja. Ternyata banyak hal yang menjadi dasar, ada 4 paradigma dilemma etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Serta konsep pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga saya lebih yakin dengan apa yang sudah saya tetapkan sebagai satu keputusan. Saya berencana akan mengimplementasikan dalam setiap pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran maupun dalam ikut serta pengambilan kebijakan di sekolah dan komunitas praktisi yang saya ikuti.  Saya berharap pengambilan keputusan yang saya lakukan akan selalu berpihak pada murid.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Bagi saya materi pada modul 3.1 sangat penting dan bermakna. Di lingkungan sekolah guru sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai warga sekolah banyak keputusan yang akan dikeluarkan menghasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Guru harus memiliki keterampilan pengambilan keputusan untuk dapat mewujudkan itu semua. Keputusan yang bernilai kebajikan dan mampu mengimplementasikan 9 langkah pengambilan keputusan, sesuai 4 paradigma  3 prinsip penyelesaian dilemma  serta  tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule . Demikian koneksi antar materi yang saya paparkan, saya menyadari masih sedikit ilmu yang saya peroleh untuk itu mohon masukan dan informasi mendalam untuk perbaikan. Saya berharap selalu dapat memperbaiki proses menjadi lebih baik, karena saya yakin proses tidak akan menghianati hasil. Guru tergerak, bergerak dan menggerakan. Guru bergerak Indonesia maju.

  MODUL 3.3 KONEKSI ANTAR MATERI PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID Ali Almustofa CGP Angkatan 7 Kabupaten Grobogan   1...