1. 1. Buatlah
kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam
Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di
dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang manajer yang menggunakan pendekatan berbasis aset/kekuatan dalam mengidentifikasi aset atau sumber daya di sekitarnya untuk menggali setiap potensi yang ada dalam rangkai mencapai tujuan pembelajaran.
a. Implementasi
di Kelas
1) Memanfaatkan sarana prasarana di kelas
secara efektif dan efisien.
2) Mengoptimalkan kolaborasi guru dan
murid dalam melaksanakan suatu kegiatan.
3) Menggunakan kas kelas untuk kemanfaatan
bersama secara efektif.
4) Mengoptimalkan potensi dan kreativitas
siswa untuk melaksanakan suatu kegiatan.
b. Implementasi
di Sekolah
1) Memanfaatkan sarana prasarana di
sekolah secara efektif dan efisien.
2) Mengoptimalkan kolaborasi semua warga
skeolah dalam melaksanakan suatu kegiatan.
3) Menggunakan sumber daya finansial untuk
menunjang setiap kegiatan.
4) Memaksimalkan fungsi komunitas sekolah.
c. Implementasi
di Lingkungan Masyarakat
1) Kerja sama dengan masyarakat sekitar
untuk menunjang program sekolah.
2) Menggunakan lingkungan sekitar dalam
proses pembelajaran.
3) Kerja sama dan kolaborasi dengan
masyarakat, lembaga masyarakat, dll.
4) Memanfaatkan aset kebudayaan untuk pembelajaran.
2. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas karena setiap sumber daya yang ada akan dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam mendukung proses pembelajaran yang berpihak kepada siswa.
Ada 7 modal aset yang bisa digunakan untuk mendukung proses pembelajaran menjadi berkualitas, yakni modal manusia, fisik, lingkungan/alam, sosial, agama dan budaya, finansial, dan politik.
Contoh
pengelolaan sumber daya akan meningkatkan kualitas pembelajaran
Misalnya suatu sekolah akan menggelar gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sekolah bisa memanfaatkan aset-aset atau modal yang ada, yakni:
a. Modal Manusia
Gelar karya P5 bisa dilaksanakan dengan kolaborasi antara siswa, guru, orang tua siswa, dan warga sekolah lainnya.
b. Modal Fisik
Gelar karya P5 bisa memaksimalkan sarana prasarana yang dimiliki sekolah, misalnya aula, lapangan, meja, kursi, LCD proyektor, ruang kelas, dan lain-lain.
c. Modal Lingkungan/Alam\
Siswa bisa menggunakan bahan-bahan di sekitar lingkungannya untuk mendukung proyek P5 maupun gelar karya. Misalnya, proyek P5 mengambil tema "Kearifan Lokal", siswa bisa membuat produk-produk yang bahannya adalah komoditas khas dari daerah asal siswa.
d. Modal Sosial
Modal sosial bisa menunjang pelaksanaan gelar karya P5, misalnya adanya kolaborasi dan kerja sama yang baik antarwarga sekolah. Selain itu, rasa peduli, rasa memiliki, dan kekeluargaan tentunya akan sangat mendukung terlaksananya gelar karya P5.
e. Modal Agama dan Budaya
Produk kebudayaan di lingkungan siswa bisa menjadi salah satu penampilan untuk mendukung gelar karya P5, misalnya, tari-tarian, lagu Jawa, dll. Adapun toleransi antarumat beragama juga akan mendorong kerja sama dalam pelaksanaan gelar karya P5.
f. Modal Finansial
Kita bisa memanfaatkan beberapa modal finansial untuk mendukung pelaksanaan gelar karya P5, misalnya menggunakan dana BOS, kas kelas, iuran komite, sponsor, dan lain-lain. Selain itu, jika dalam gelar karya ada penjualan produk, hasil penjualannya bisa menjadi kas untuk mendukung proyek selanjutnya.
g. Modal Politik
Adanya relasi yang baik antara pihak sekolah dengan lembaga di luar sekolah bisa menunjang pelaksanaan gelar karya P5, misalnya untuk mendukung finansial dari dana sponsor. Relasi dan komunikasi yang baik tentunya akan memperlancar cairnya dana dari sponsor. Jika gelar karya melibatkan masyarakat umum, kita bisa menggunakan kekuatan wali murid yang mungkin menjabat di posisi strategis, seperti perangkat desa, perangkat kecamatan, dan lain-lain untuk mendukung kegiatan atau menyosialisasikan kegiatan.
3. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
1. Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul 1
a. Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.1.
Pendekatan berbasis aset/kekuatan yang dipelajari di modul 3.2. akan mendukung terciptanya pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga potensi siswa akan tergali secara maksimal.
b. Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.2.
Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan mendukung peran guru, khusunya peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa.
c. Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.3.
Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan membekali seorang guru untuk memanfaatkan aset yang ada di sekitarnya untuk mencapai visi yang impikan.
d. Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 1.4.
Modul 3.2. tentang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya akan mendukung terciptanya budaya positif di lingkungan sekolah.
2. Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul 2
a. Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.1.
Pendekatan berbasis aset yang dipelajari di Modul 3.2. akan membekali guru dalam mengidentifikasi aset-aset di sekitarnya dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi (modul 2.1.)
b. Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.2.
Guru sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya harus berada dalam kesadaran penuh dan menggunakan kompetensi sosial emosionalnya dalam memanfaatkan semua aset yang ada di sekitarnya.
c. Keterkaitan Modul 3.2 dengan modul 2.3.
Dalam identifikasi aset, guru bisa menerapkan praktik coaching bersama dengan warga sekolah yang lain.
3. Keterkaitan Modul 3.2. dengan Modul
3.1.
Modul 3.2. tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya akan mendukung peran seorang guru/kepala sekolah untuk membuat suatu keputusan (Modul 3.1). Apalagi, jika keputusan-keputusan itu berhubungan dengan beberapa aset yang dimiliki sekolah, baik aset biotik maupun abiotik.
4. Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
a. Pemahaman sebelum Mempelajari Modul
3.2.
Sebelum
mempelajari modul 3.2. saya belum paham tentang pendekatan-pendekatan yang
digunakan untuk merencanakan suatu kegiatan. Saya juga belum paham tentang
pembagian aset yang terdiri atas 7 modal utama.
b. Pemahaman setelah Mempelajari Modul
3.2.
Setelah
mempelajari modul 3.2. saya menjadi paham tentang pendekatan-pendekatan yang
digunakan untuk merencanakan suatu kegiatan, yakni pendekatan berbasis aset dan
pendekatan berbasis kekurangan. Saya juga menjadi paham tentang pembagian aset
yang terdiri atas 7 modal utama, yakni modal manusia, fisik, lingkungan/alam,
sosial, agama&budaya, finansial, dan politik.
c. Pemikiran yang Berubah
1) Seorang pemimpin lebih baik menggunakan
pendekatan berbasis aset dalam mengambil suatu keputusan atau merencanakan
kegiatan/program.
2) Seorang pemimpin harus bisa menjadi
manajer dalam mengoptimalkan potensi yang ada, baik potensi dari aset biotik
maupun abiotik.
3) Ternyata, ada banyak aset/modal di sekitar kita yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran atau program sekolah.